Thursday, October 2, 2008

PUASA SYAWAL

Dalil puasa Syawal adalah:

Dari Abu Ayyub rodhiyallahu anhu:
“Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan dan melanjutkannya dengan 6 hari pada Syawal, maka itulah puasa seumur hidup’.”
[Riwayat Muslim 1984, Ahmad 5/417, Abu Dawud 2433, At-Tirmidzi 1164]

Riwayat lain:
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari bulan Syawal maka seakan-akan ia berpuasa setahun.”

Hukumnya adalah sunnah:
“Ini adalah hadits shahih yang menunjukkan bahwa berpuasa 6 hari pada Syawal adalah sunnah. Asy-Syaafi’i, Ahmad dan banyak ulama terkemuka mengikutinya. Tidaklah benar untuk menolak hadits ini dengan alasan-alasan yang dikemukakan beberapa ulama dalam memakruhkan puasa ini, seperti; khawatir orang yang tidak tahu menganggap ini bagian dari Ramadhan, atau khawatir manusia akan menganggap ini wajib, atau karena dia tidak mendengar bahwa ulama salaf biasa berpuasa dalam Syawal, karena semua ini adalah perkiraan-perkiraan, yang tidak bisa digunakan untuk menolak Sunnah yang shahih. Jika sesuatu telah diketahui, maka menjadi bukti bagi yang tidak mengetahui.”
[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa’imah lil Buhuuts wal Ifta’, 10/389]

Hal-hal yang berkaitan dengannya adalah:

1. Tidak harus dilaksanakan berurutan.
“Hari-hari ini (berpuasa Syawal-) tidak harus dilakukan langsung setelah ramadhan. Boleh melakukannya satu hari atau lebih setelah ‘Id, dan mereka boleh menjalankannya secara berurutan atau terpisah selama bulan Syawal, apapun yang lebih mudah bagi seseorang. … dan ini (hukumnya-) tidaklah wajib, melainkan sunnah.”
[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa’imah lil Buhuuts wal Ifta’, 10/391]

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
“Shahabat-shahabat kami berkata: adalah mustahab untuk berpuasa 6 hari Syawal. Dari hadits ini mereka berkata: sunnah mustahabah melakukannya secara berurutan pada awal-awal Syawal, tapi jika seseorang memisahkannya atau menunda pelaksanaannya hingga akhir Syawal, ini juga diperbolehkan, karena dia masih berada pada makna umum dari hadits tersebut. Kami tidak berbeda pendapat mengenai masalah ini dan inilah juga pendapat Ahmad dan Abu Dawud.”
[Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab]

Bagaimanapun juga bersegera adalah lebih baik:
Berkata Musa: ‘Itulah mereka telah menyusul aku. Dan aku bersegera kepada-Mu, Ya Rabbi, supaya Engkau ridho kepadaku. [ThooHaa: 84]

2. Tidak boleh dilakukan jika masih tertinggal dalam Ramadhan
“Jika seseorang tertinggal beberapa hari dalam Ramadhan, dia harus berpuasa terlebih dahulu, lalu baru boleh melanjutkannya dengan 6 hari puasa Syawal, karena dia tidak bisa melanjutkan puasa Ramadhan dengan 6 hari puasa Syawal, kecuali dia telah menyempurnakan Ramadhan-nya terlebih dahulu.”
[Fataawa Al-Lajnah Ad-Daa’imah lil Buhuuts wal Ifta’, 10/392]

No comments:

Betapa Silapnya Kita ????

Betapa silapnya kita …………………
Anak yang dilahirkan,
Awalnya tersendiri, mulanya terbentuk dengan segala keta’juban sifat diri
Sikecil itu punya indera,punya upaya
Namun kita bunuh dengan keegoaan kita sendiri

Bertapa silapnya kita….
Sicomel itu didatangkan ke dunia dengan penuh harap
Ibunya berjanji,bapanya bertekad
Anak itu perlu berjaya seperti orang yang berjaya
Berijazah tinggi,berkarier hebat, bergaji lumayan
Tapi sicomel hanya mahu jadi insan yang dikasihi dan mengasihani

Betapa silapnya kita……..
Silincah dan sekecil itu ingin tahu,ingin mencuba
Namun guru memenjara,
Diajarnya hanya dengar dan diam
Dikepongnya minda dan jiwa dalam struktur dan arahan

Betapa silapnya kita …………………
Kita sangka kita mendidik,rupanya kita menternak
Kita sangka kita mengasuh,rupanya kita memaksa
Sikecil itu nampak belajar,rupanya meronta-ronta jiwanya
Sicomel itu nampak mendengar,rupanya menyimpan dendam
Bila rebung sudah menjadi buluh
Rupa-rupanya bukan insan murni yang kita lahirkan
Namun insan berhati setan
Serigala berbulu ayam
Bila rebung sudah menjadi buluh
Rupa-rupanya bukan insan murni yang kita lahirkan
Namun insan berhati setan
Serigala berbulu ayam
Dihiasi baju konvokesyen yang kita megahkan, namun..
Mereka berbaris hanya untuk seutas skroll entah apa
Betapa silapnya kita
Dan hingga kini kita masih terus silap tanpa...
.......rasa bersalah".